Disarikan oleh Mayang Sri Herbimo*}
SEJARAH fotografi berawal dari digunakannya pelat fotografi yang terbuat dari gelas. Selanjutnya digunakan gelatin, yang diikuti dengan ditemukannya film hitam putih hingga foto berwarna. Dasar dari terbentuknya objek fotografis adalah terjadinya proses fokus sinar pada area sensitive. Hingga kini, proses tersebut masih menjadi dasar dalam dunia fotografi pada umumnya. Area sensitif tersebut kemudian diproses menggunakan bahan-bahan kimia untuk menghasilkan bentukan objek, baik gambar negative maupun positif.
SEJARAH fotografi berawal dari digunakannya pelat fotografi yang terbuat dari gelas. Selanjutnya digunakan gelatin, yang diikuti dengan ditemukannya film hitam putih hingga foto berwarna. Dasar dari terbentuknya objek fotografis adalah terjadinya proses fokus sinar pada area sensitive. Hingga kini, proses tersebut masih menjadi dasar dalam dunia fotografi pada umumnya. Area sensitif tersebut kemudian diproses menggunakan bahan-bahan kimia untuk menghasilkan bentukan objek, baik gambar negative maupun positif.
Istilah fotografi itu sendiri berasal
dari dua kata dalam Bahasa Yunani, yakni photos
yang berarti cahaya dan graphein yang
berarti menggambar. Sementara itu, kata kamera berasal dari bahasa latin Camera Obscura yang berarti kamar gelap
atau “dark room” . Camera Obscur justru telah ditemukan
berates-ratus tahun sebelum fotografi dikenal seperti saat ini.
Dalam teknik fotografi, sinar akan
masuk ke dalam gelap melalui lubang kecil sehingga akhirnya akan membentuk
objek dari luar kamar gelap menjadi bayangan objek yang terbalik di dinding
kamar gelap. Diyakini bahwa prinsip itu ditemukan pada saat pemerintahan Yunani
kuno oleh Aristoteles pada tahun 384 SM – 322 SM, dan kemudian ditulis ulang
oleh Leonardo Davinci (1452-1519).
Pada abad 16, perbaikan dilakukan
pada system kamar gelap dan lubang pin-hole
kamera. Sistem ini menghasilkan gambar yang terlalu gelap sehingga ditambahkan
lensa optis untuk meningkatkan kecerahan gambar. Prinsip kamera dengan
penambahan lensa optis telah dibuat di Inggris pada tahun 1770 denganukuran
kotak 6 cm x 6 cm. Tipe kamera itulah yang mendasari terbentuknya sistem kamera
SLR dengan menempatkan beberapa cermin pada kemera menghasilkan gambar yang
tidak terbalik.
Beberapa sistem mekanis
ditambahkan disetai dengan perbaikan posisi lensa sehingga gambar bisa menjadi
lebih terang dan lebih focus. Sistem Camera
Obscure tersebut semakin berkembang dengan ditempatkannya beberapa lensa
pada posisi tertentu secara sempurna.
Perkembangan
awal fotografi berjalan seiring dengan ditemukannya beberapa fungsi baru yang
diterapkan pada kamera, seperti teknik-teknik mekanis dan kimiawi untuk menhasilkan
rekaman objek.
Era Penemuan Film
Teknik pertama dalam penyimpanan gambar yang
dikenal dalam dunia fotografi adalah teknik temuan dari Frenchman Joseph
Nicehore (1765-1833). Teknik tersebut dinamakan teknik Heliography, yang berarti melukis dengan cahaya matahari. Teknik
temuan itu merupakan teknik revolusioner dalam bidang perekaman gambar.
Dibutuhkan cahaya matahari sebagai sumber sinarnya untuk melakukan proses
cetak. Proses dalam teknik tersebut juga memakan waktu yang sangat lama, yakni
8 jam penyinaran dengan lensa f/17. Meskipun demikian, objek yang dihasilkan
masih tetap kurang sempurna. Proses tersebut sangat tidak praktis sehingga
penggunaannya kurang begitu popular pada waktu itu.
Teknik perekaman objek fotografi
semakin berkembang dengan ditemukannya plate
perak oleh Jacques Mande Daguerre (1787-1851). Sensitivitas teknik itu lebih
baik bila dibandingkan dengan teknik lama karena hanya diperlukan waktu 30
menit untuk melakukan developing
gambar. Oleh French Academy of Science,
teknik itu diberi nama “Daguerreo–type.”
Kamera dengan teknik tersebut mampu menghasilkan gambar yang cukup baik sehingga
kemudian diproduksi secara komersial pada tahun 1939. Selain itu, kamera
tersebut juga menghasilkan gambar yang cukup besar, yaitu 16,5x21 cm. Era
teknologi film telah dimulai sejak populernya kamera tersebut.
Teknik Film-base pada dunia fotografi diawali denga temuan Hurter dan
Driffield, para ilmuan yang mempelajari cahaya dan densitasnya pada tahun 1876,
serta dengan ditemukannya bahan emulsi yang peka terhadap cahaya. Bahan emulsi tersebut merupakan tahap awal dari
pengembangan film hitam putih.
Fotografi film negative adalah
terbentuknya gambar fotografis melalui tahap pemrosesan film negative terlebih
dahulu. Untuk itu, diperlukan penyinaran lebih lanjut untuk menyaring sinar
melalui film negatife tersebut, yang kemudian mengenai lapisan kertas film
positif. Melalui proses kimia tertentu, gambar positif akan terbentuk. Secara
umum, proses tersebut sering disebut proses mencetak foto.
Pada awal-awal ditemukannya
teknologi fotografi pada tahun 1840-an, kecepatan terbentuknya gambar masih
sangat rendah. Dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengambil sebuah gambar
fotografis. Dengan kata lain, objek fotografis harus diam tanpa bergerak dalam
waktu yang agak lama saat diambil gambarnya agar hasil pembentukan gambarnya
sempurna.
Sejarah fotografi tidak akan
terlepas dari sosok George Eastman yang mendirikan perusahaan pelat fotografis
di Rochester New York. Pada tahun 1880, Eastmen menghasilkan gambar half-tone pertama yang ditampilkan di
koran New York Graphic. George Eastmen pulalah yang menggambarkan film
fotografis yang diperkenalkan pada tahun 1884. Usaha keras Eastmen tersebut
membutuhkan waktu 4 tahun hingga kemudian menjadi sebuah tonggak atas
dimulainya sejarah fotografi, dengan kemunculan kamera berfilm pertama yang
sangat terkenal, yakni kamera Brownie
. Keterkenalan kamera itu disebabkan
oleh konsep film-base yang
ditawarkan. Konsep tersebut merupakan jawaban dari masalah rumitnya proses
kimia film pada waktu itu. Pengguna kamera tersebut perlu lagi melakukan proses
cetak film sendiri, tetapi hanya melakukan proses perekaman objek ke dalam sebuah
film terlebih dahulu, dimana gambarnya dapat dicetak kapan pun pengguna
menginginkannya. Proses tersebut menjadi dasar baru dalam proses cetak film.
Dengan ditemukannya konsep baru
tentang film semakin mengembangkan dunia
fotografi. Foto hasil bidikan kamera tidak lagi dituntut hanya menampilkan
sosok gambar, tetapi telah merambah ke warna yang sesuai dengan warna aslinya.
Tuntutan itu telah menghasilkan teknologi baru pada kamera beserta proses reproduksi
filmnya dengan diproduksinya film berwarna pertama oleh Kodak pada tahun 1936.
Film itu diberi nama “Kodakcrome” .
Era Fotografi Instan
Pengolahan film instan dapat pula diterapkan
pada kamera instan yang mampu melakukan pencetakan hasil secara langsung ( self defeloping film). Penemu dan
pencipta kamera instan adalah seorang ilmuwan bernama Edwin Herbert Land, yang
tercata dalam Guinnes Book of World
Records sebagai ilmuwan terkaya. Land adalah penemu filter yang dapat
digunakan untuk menagkap polarisasi pada sinar.
Pada tahun 1932, Land membangun
laboratorium bersama Wheelwright, seorang instruktur di Harvard, yang kemudian
bersama-sama mengembangkan dan mengomersialisasikan teknologi polarisasi.
Setelah sukses mengembangkan teknologi lensa filter polarisasi pada kaca dan
kamera , Land kemudian mengembangkan bisnisnya menjadi Polaroid Corporation
pada tahun 1973. Land mengembangkan teknologi polarisasinya dengan trademark Polaroid. Selain itu, Land
ternyata mengembangkan dunia bisnisnya dengan memasuki dunia militer pada
Perang Dunia II. Teknologi-teknologi yang dikembangkan di duniamiliter ternyata
juga berhubungan dengan pengembangan lensa dan cahaya, seperti pencarian target
musuh, teknologi stereoskopik, hingga smart
bomb.
Ide penemuan kamera dan film
instan oleh Land tersebut terjadi secara tidak sengaja saat Land bertamasya ke
New Mexico. Waktu itu, Land ingin
cepat-cepat melihat foto anaknya yang sudah merengek-rengek karena ingin segera
melihat hasilnya juga. Padahal, saat itu Land berada jauh dari tempat cetak
film. Peristiwa tersebut menjadi sebuah inspirasi yang menyebabkan Land
terobsesi untuk membuat sebuah system kamera instan. Akhirnya, pada tanggal 21
Pebruari 1947, terciptalah kamera dan film instan yang disebut Land
Camera. Kamera itu ternyata menjadi kamera yang laris dan habis terjual
dalam waktu yang sangat singkat.
Pada awal-awal produksinya,
kamera instan masih menggunakan film berbentuk gulungan atau rol. Pada model
terbaru, filmnya sudah berupa kotak-kotak pack
yang memerlukan pengelupasan lapisan penutup agar bias mendapatkan gambar yang
telah di-capture. Kamera Polaroid
yang sangat terkenal adalah jenis SX-70, yang menyertakan film dengan 10 jenis
pencahayaan secara integral.
Kotak film dalam bentuk pack tersebut berisi larutan kimia yang
digunakan untuk mengembangkan atau develop
gambar di kertas yang menjadi dasarnya. Secara otomatis, kertas film foto
instan itu akan melakukan proses develop
saat film keluar dari badan kamera. Dalam jeda waktu tertentu, objek akan
terlihat pada kertas film instan itu. Oleh karena model kamera tersebut begitu
popular, beberapa produsen film terkenal lain, seperti Fuji dan Kodak, juga
ingin memproduksi film instan.
Sejarah Kamera SLR (Single-Lens Reflect)
Kamera SLR merupakan tipe kamera yang menggunakan prinsip kaca pemantul
yang dapat bergerak dan diletakkan antara lensa dan film untuk memproyeksi
gambar. Lensa akan membentuk gambar dengan baik melalui proses pengaturan layar
focus. Keunggulan kamera SLR pertama kali dikembangkan dan dikenalkan pada
tahun 1936 oleh Exakta yang mempelopori munculnya kamera SLR 35 mm. Kamera
tersebut untuk pertama kalinya menggunakan film warna yang dibuat oleh
Kodakchrome dengan system film multilayered.
Pengembangan kamera SLR ternyata diikuti oleh Negara Swedia yang kemudian
terkenal dengan kamera Hasselblad-nya. Pada tahun 1948, Hasselblad membuat
kamera dengan format medium komersial pertama. Hingga saat ini, Hasselblad
menjadi pencipta kamera bermutu sangat tinggi dan menjadi idaman para
fotografer professional. Perkembangan kamera tersebut ternyata diikuti pula
oleh Negara Jepang yang sangat terkenal ambisius dalam mengembangkan
teknologinya sendiri, dengan berkaca pada pengalaman Negara Barat. Pada tahun yang
sama, Pentax memperkenalkan konsep diafragma otomatis pada kamera SLR.
Pada tahun 1949, untuk pertama
kalinya dikenalkan system penta prisma atau prisma segilima yang diletakkan
pada sisi atas kamera. Sistem itu dikenalkan oleh perusahaan kamera Contax di
Jerman Timur pada tanggal 20 Mei 1949. Sistem lensa dan prisma pada kamera
tersebut ternyata menjadi acuan bagi perkembangan kamera selanjutnya hingga
saat ini.
Struktur kamera SLR adalah sebagai berikut : (1) Lensa; (2) Kaca Pemantul; (3) Jendela Penutup (Shutter); (4)
Film atau sensor Digital; (5) Layar Pemfokus; (6) Lensa; (7) Penta Prisma; (8)
Lubang Pencari Objek. Konsep kamera SLR tersebut semakin berkembang dan sangat
digemari oleh fotografer amatir yang serius dan fotografer professional.
Jepang kemudian sangat intensif
dalam mengembangkan teknologi baru pada kamera SLR dengan dikeluarkannya kamera
SLR Asahiflex oleh perusahaan Asahi pada tahun 1952. Perkembangan kamera SLR
itu berlanjut dengan digunakannya penta prisma oleh perusahaan Asahi Pentax
pada tahun 1957. Kepopuleran kamera SLR semakin meningkat dengan kehadiran
beberapa produsen SLR baru, antara lain Nikon, Canon, dan Yashica pada tahun
1959.
Perkembangan kamera tidak
terlepas dari perkembangan elektrinika, seperti pengaturan cahaya secara
otomatis, mengecilnya ukuran kamera, dan pengintegrasian motor pengatur film
serta fungsi pembalikan arah pemutaran rol film saat film habis atau rewind. Perkembangan kamera dengan
fitur-fitur tersebut berlangsung sangat pesat pada era 1970-1980.
Kamera SLR Digital
Perkembangan teknologi memang
tidak dapat dibendung lagi, seperti halnya perkembangan fotografi sendiri.
Tidak ada yang menyangka bahwa dunia ‘lukis cahaya’ telah merambah dunia
digital yang sebelumnya mungkin tidak terpikirkan. Dunia mesin kamera semakin
bertambah meriah dengan dimunculkannya kamera-kamera sederhana dengan hasil
yang sangat menawan, yang tidak memerlukan skill
khusus dalam penggunaannya.
. Kamera digital merupakan teknologi baru
pengganti kamera berbasis film yang semakin lama semakin ditinggalkan. Dengan
demikian, mau tidak mau, para fotografer yang sebelumnya berkutat dengan film
akan beralih kedunia digital yang selama ini tidak dikenalnya. Fotografi
digital hanyalah merupakan tool pembantu untuk ‘menghentikan waktu’ serta
menangkap momen hingga melukiskan cahaya bagi para seniman fotografi. Meskipun
demikian, beberapa kendala akan muncul tanpa bekal pengetahuan digital yang
cukup.
Perbedaan media itulah yang memberikan bebrapa nuansa baru yang menarik
untuk dikupas lebih jauh dalam dunia fotografi. Dunia fotografi digital saat
ini menggunakan peralatan-peralatan untuk menangkap gambar sebagai data-data biner
atau digital, bukan analog seperti media film. Banyak sekali perbedaan dalam
dunia tersebut sehingga pro dan kontra masih muncul di antara pengembang
peralatan fotografi dan penggunanya sendiri.
Digital kamera telah merambah
dunia multimedia yang tidak mungkin terjadi pada saat teknologi fotografi masih
berbasis film. Sementara itu, banyak sekali peralatan-peralatan lain yang
mengadopsi kemampuan kamera ke dalam peralatan mereka, seperti telepon seluler,
computer, gadget, hingga smart phone. Fitur-fitur kamera telah
dijejalkan dalam peralatan-peralatan tersebut dengan kemampuan yang tidak kalah
dengan peralatan fotografi itu sendiri. Dengan demikian, pengguna semakin
dimanjakan dalam memilih peralatan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Sejarah Fotografi Digital
Fotografi digital berawal
justru sebagai efeksamping dari adanya ketegangan antara dua blok Negara
terkuat di dunia. Ketegangan itu berlanjut menjadi perang dingin dan akhirnya
menjadi perang teknologi yang menginjak ke perlombaan senjata dan penguasa
ruang angkasa. Awal dicetuskannya konsep fotografi digital berkisar pada tahun
1950 – an . Even perlombaan teknologi ruang angkasa telah mengubahcara pandang
dunia capture gambar menjadi selangkah lebih maju.
Pada saat itu, diusulkan agar
wahana laur angkasa tersebut dilengkapi dengan kamera yang berfungsi sebagai
pesawat mata-mata untuk mengetahui posisi lawan. Kamera akan mengambil beberapa
gambar dari posisi lawan, yang selanjutnya dianalisis dan digunakan untuk
menentukan langkah penyerangan maupun pertahanan
Dari berbagai uji coba dan
penemuan baru akhirnya diputuskan untuk menggunakan teknologi baru, yakni
kamera digital. Kamera digital akan melakukan konversi dari gambar menjadi
sinyal – sinyal elektronis yang kemudian dikirim ke bumi dan diproses menjadi
gambar kembali. Proses tersebut kemudian berkembang dan menjadi awal dari
digunakannya fotopgrafi digital untuk keperluan pertahanan militer.
Tonggak sejarah atas perkembangannya
fotografi digital dipegnaruhi oleh perkembangan teknologi pertelevisian yang
pada saat itu sangat menarik perhatian. Dunia pertelevisian telah mengubah cara
hidup sebagian penikmat hiburan secara umum dan menyita perhatian hampir
seluruh waktu manusia. Dunia pertelevisian semakin booming setelah video tape
recorder ditemukan dan digunakan dalam acara-acara televisi tersebut.
Gambar akan direkam dan
dikodekan sinyal melalui peralatan vidio tape tersebut. Sementara itu melaui
peralatan player video, gambar sinyal tersebut akan
kembali menjadi sebuah gambar. Langkah – Langkah pengkodean dan dekode tersebut
merupakan awal dari sejarah fotografi digital.Video tersebut sangat bebeda
dengan film secara umum sebab film merekam gambar sesungguhnya secara frame per
frame. Frame tersebut membutuhkan rel pemutar film untuk mendapatkan gambar
yang seolah-olah bergerak, sedangkan prinsip perekaman secara digital pada
video sangat tergantung pada proses digitalisasi gambar.
Perkembangan perekaman gambar tidak bergerak juga
dilakukan semakin intensif hingga ditemukannya scanner. Proses perekaman gambar
pada scanner memiliki konsep yang sama dengan metode perekaman gambar pada
fotografi digital saat ini. Pada tahun 1957, mesin drum scanner ditemukan oleh
Russel Kirsch dengan prinsip perekaman gambar berdasarkan perbedaan intensitas
cahaya dan bayangan yang direkam dengan konsep binari (digital). Proses
perekaman itu juga diadopsi untuk mengembangkan mesin fotokopi oleh Xerox pada
tahun 1959.
Teknologi Kamera Digital
Konsep fotografi tanpa film
ternyata tidak saja menarik di dunia militer, tetapi justru berkembang menjadi
teknologi baru pada kamera digital. Pada tahun 1973, seorang insinyur di Kodak,
Steven Sasson, mencoba menciptakan peralatan image digital menggunakan
teknologi baru yang disebut Charge Coupled Device ( CCD ). CCD merupakan sebuah
chip yang digunakan untuk menyimpan gambar secara digital. Kamera tersebut
hanya digunaklan untuk keperluan
eksperimental dengan kapasitas hanya 0,1 mega pixel. Saat ini, tak
seorang pun yang menyangka bahwa ditemukannya teknologi itu kelak menggantikan
film negatif.
Konsumer Kamera Digital
Eksploitasi secara ambisius
terhadap kamera digital ruang angkasa ternyata berdampak terhadap
dikembangkanya kamera digital yang bisa dipakai oleh pengguna awam, yang
kemudian diproduksi secara massal dan komersial. Sejarah kembali mencatat
diproduksinya kamera digital konsumer pertama dari Sony pada tahun 1981, yang
diberi nama Mavica ( Magnetic Video Camera ). Kamera tersebut memiliki media
simpan floppy disc dengan kapasitas 1,44 Mb. Gambar dapat disimpan dalam disket
yang memiliki kapasitas 25 gambar dengan besaran file sekityar 0,3 megapixel.
Konsep penyimpanan gambar dalam
media simpan disket tersebut merupakan lompatan teknologi yang sangat
mempengaruhi perkembangan selanjutnya dari media baru kamera tersebut. Oleh
banyak orang, Mavica sebenarnya dianggap sebagai analog video yang dapat mengambil
gambar selayaknya kamera bse – film dari pada kamera digital. Mavcica
menggunakan fitur seperti kamera SLR, dimana konfigurasi lensanya dapat diubah
menggunakan lensa yang lain. Lensa yang
digunakan adalah lensa angle 25 mm, lensa normal 50 mm, dan lensa zoom 16-65
mm.
Perbaikan pada teknologi kualitas
gambar dan semakin membesarnya media simpan yang dibutuhkan menyebabkan
perkembangan yang berimbang antara teknologi kamera dan media simpannya. Sensor-sensor baru penangkap cahaya juga semakin
berkembang dengan kapasitas simpan diatas 1 Mb. Hal tersebut semakin mempersulit penyimpanan file
berkapasitas besar ke dalam media disket yang kapasitasnya sangat terbatas.
Perbaikan Sensor Kamera Digital
Pasar baru kamera digital mulai bergerak
setelah sensor mampu mancapai 2 – 3 megapixel, yang dimulai pada tahun 1999.
Kamera – kamera tersebut talah dilengkapi dengan lensa zoom serta kemapuan
reproduksi gambar yang semakin baik dengan harga yang semakin murah.
Perkembangan
LCD monitor ternyata juga ikut menyesaki teknologi kamera digital yang semakain
canggih. Monitor LCD mulai dikenal dan muncul pada tahun 1995 dan sangat
mempengaruhi teknologi kamera digital selanjutnya.
Keunggulan Fotografi Digital
Berikut beberapa keunggulan
teknologi fotografi digital dibandingkan fotografi film base.
1. Tanpa Film
Alasan inilah yang menyebabkan
fotografi digital lebih unggul dibandingkan teknologi sebelumnya. Fotografi
film base sangat rumit dalam pengelolaan gambar, dari saat pengambilan hingga
tercetak pada kertas foto. Dengan kata lain, proses fotografi film base sangat
panjang sebelum akhirnya hasil capture gambarnya dapat dinikmati. Teknologi
baru tersebut memungkinkan pengambilan gambar tidak tergantung lagi pada rol
film yang sangat merepotkan. Rol film tergantikan oleh media simpan yang cukup
portabel dan berkapasitas jauh lebih besar dibandingkan rol film.
2. Preview Secara Cepat
Teknologi kamera digital semakin
mempermudah pengguna untuk langsung melihat hasil bidikanya. Pengguna kamera
digital memungkinkan untuk dengan cepat mengetahui tingkat pencahayaan obyek
bidikan anda serta melakukan koreksi kembali atas bukaan diafragma dan
kecepatan rana agar didaptakan hasil yang maksimal.
3. Ramah Lingkungan
Media film membutuhkan beberapa
larutan kimia, sedangkan fotografi digital tidak secara langsung memerlukan
berbagai bahan kimia dalam proses reproduksi gambarnya. Teknologi fotografi
digital tersebut secara tidak langsung mengurangi keterlibatan proses kimiawi
yang tidak ramah lingkungan dan merepotkan pengguna maupun pengembang film.
4. Pencetakan Gambar yang Mudah
Pencetakan gambar dapat
dilakukan dengan cukup mudah menggunakan mesin printer biasa. Beberapa penyedia
jasa percetakan film juga telah mulai berpindah dari pengolah film menjadi
pengolah gambar digital.
Orang-orang yang Bejasa dalam Fotografi :
1.
Thomas Wedwod
(1771-1805) adalah penemu metode untukmemindahkan gambar pada sebidang kaca
dengan pancaran cahaya ke atas kertas atau kulit yang telah dibuat peka.
2.
Joseph Nicephore
Niepce (1765-1833) melakukan percobaan dengan kamera yang dilengkapi lensa dan
bahan-bahan kimia untuk membuat gambar negatif.
3.
Louis Jacques Mande
Daguerre (1787-1951) membuat percobaan permanen hasil pemotretan.
4.
William Henry Fox
Talbot (1800-1877) telah melakukan percobaan untuk menemukan proses pembuatan
foto dengan kamera pinhple camera.
5.
George Estman
(1854-1932) adalah pembuat gulungan film
yang dapat dimasukkan dalam kamera pada cahaya terang. Beliau adalah pendiri
perusahaan Eastman Kodak Company.
Demikian sekilas tentang sejarah
fotografi yang merupakan bagian teknologi informasi bagi kehidupan manusia
moderen.
Semoga bermanfaat!
___________
*) Disampaikan
pada Workshop Teknik Fotografi Guru Produktif TIK melalui fasilitas MGMP TIK
Kota Tegal tahun 2011.
**)
Disarikan dari buku :
-
Teknik Modern
Fotografi Digital, Edi S. Mulyanto, Andi Yogyakarta, 2006
-
Teknik Fotografi,
Daryanto, B.Sc., Aneka Ilmu Semarang, 2006.
-
101 Tips dan Trik
Kamera Digital, Asdani Kindarto, PT Elex Media Komputindo Semarang, 2008.
-
Super Photographer,
Atok Sugiarto, Creative Media Jakarta, 2008.
-
Panduan Praktis
Teknik Studio, Griand Giwanda, Puspa Swara, 2004.
-
Fotografi Hitam Putih,
Thomas McGovern, Andi Jakarta, 2003.
1 Comments
How to play casino games online with Bitcoin - JTM Hub
The most popular types of casino games in the world — video 서울특별 출장샵 slots, 전라남도 출장마사지 online blackjack, roulette, and keno 삼척 출장마사지 roulette 포천 출장마사지 are all offered 남원 출장안마 by the
Bagaimana Pendapat Anda ?