Senin, 23 Februari 2015

0 MENGENAL KAMERA DAN CARA KERJANYA

Disarikan oleh Mayang Sri Herbimo*}
        Pada materi kali ini, marilah kita mempelajari tentang peralatan utama fotografi, yaitu kamera dan prinsip-prinsip kerjanya. Kamera yang akan dipelajari dikonsentrasikan pada jenis kamera digital (DSLR). Namun prinsip kerja kamera analog pun masih kita singgung, mengingat cara kerjanya masih terkait dengan kamera moderen yang saat ini digunakan oleh para fotografer.

A.     KAMERA DAN BAGIAN-BAGIANNYA
                           Pada umumnya bagian-bagian kamera antara lain terdiri dari :
a.       Lensa
b.      Lubang intip (viewfinder)
c.       Tombol shutter
d.      LCD penampil data kamera
e.       LCD penampil gambar
f.       Tombol menu
g.      Tombol on/off
h.      Tombol set
i.        Pemutar gambar dan diafragma
j.        Pemutar kecepatan
k.      Tompol self timer
l.        Tombol lampu kilat
m.    Tombol operasional pemantau hasil gambar
n.      Tombol pengatur operasional foto
o.      Tombol pembuka lensa
p.      Tempat bateray
q.      Cermin internal
r.        Sistem komputer image digital

B.     PRINSIP KERJA KAMERA
 Kamera foto pada saat ini telah menjadi alat yang mudah cara penggunaannya sehingga sebuah kamera foto beserta prosedur pemotretannya dapat dioperasikan oleh siapa saja. Bahkan ada jenis-jenis kamera tertentu yang cara penggunaannya mudah sehingga anak kecil pun dengan diberi penerangan yang singkat  dapat segera mempergunakannya dan mendapatkan hasil yang cukup baik.
Prinsip kamera sesungguhnya sederhana, yaitu adanya sebuah ruang yang benar-benar gelap  dan terdapat celah untuk memasukkan cahaya atau sinar. Celah itu dilengkapi dengan suatu lensa, dengan demikian benda yang akan digambar lewat lensa tersebut diproyeksikan ke dalam suatu sismtem, yang kemudian  merekam gambar sesuai dengan yang akan diproyeksikan dalam keadaan terbalik.









 
                         


           








Gambar 2 Prinsip kerja sebuah kamera

Sebelum kita membahas penggunaan kamera untuk menghasilkan gambar yang baik marilah kita lebih dulu mengenal dan mengetahui alat-alat dan perlengkapan lain yang dipergunakan.

C.    MACAM KAMERA
Menurut teknologinya, jenis kamera pada umumnya dikenal 2 macam yaitu :
1.      Kamera yang menggunakan media film
Kamera jenis ini merupakan perkembangan teknologi kemera analog yang sudah dikembangkan sejak tahun 322 SM dan etlah mengalami evolusi tenolgi kamera.
2.      Kamera digital
      Kamera ini merupakan lompatan dari teknolgi fotografi untuk mengikuti perkembangan
      teknolgi informasi berbasis digiital yang semaikin pesat dan canggih.

Menurut jenisnya  pada saat ini kamera digital terbagi dalam 3 jenis kamera yaitu :     
1.      Kamera digital compact (dikenal istilah pocket)
Kamera jenis ini sangat praktis digunakan oleh siapa saja, terutama untuk kepentingan yang bersifat sederhana dan travelling.
2.      Kamera digital prosumer.
Jenis kamera ini merupakan peralihan dari kamera compact menuju kamera DSLR, karena sistem kerjanya sudah menyesuaikan dengan sistem kerja kamera DSLR.
3.      Kamera DSLR (Digital Singgle Lens Reflect)
Kamera dengan teknolgi DSLR merupakan jenis kamera digital yang mendekati sempurna untuk digunakan dalam pemotretan oleh para amatir, profesional maupun pehoby fotografi yang mebutuhkan kualitas lebih.
Sedangkan menurut konstruksi atau bentuknya kamera pada era analog dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu view camera, view finder camera, reflek camera, dan kamera polaroid.

1.      View Camera
Kamera jenis ini merupakan jenis kamera analog yang jarang dipakai di luar ruangan karena besar dan berat sehingga kurang praktis. Film yang dipergunakan adalah film sheet yang ukurannya pun bermacam-macam yakni : 10 x 20 cm; 20 x 25 cm. Jenis kamera tersebut banyak dipakai di studio foto. Film sheet adalah film dalam bentuk lembaran-lembaran ( untuk membuat pas foto).                                        Padanya terdapat penyambung antara lensa dan badan kamera yang bentuknya berlipat-lipat untuk memungkinkan gerakan maju mundur sehingga pengaturan ketajaman dapat dilakukan.


 
















           

             Pada jenis kamera ini digunakan tripot yaitu penyangga yang mempunyai kaki tiga buah, dimana penggunaan kamera dan tripot itu adalah untuk pengambilan gambar objek yang bersiaft statis (pasfoto).
Keuntungan dari jenis ini adalah memungkinkan didapatnya foto-foto dalam ukuran yang besar, goresan-goresan kecil pada negatif filmnya serta debu-debu yang melekat padanya tidak begitu mengganggu. Dengan digunakannya ulur lipat maka kedudukan lensa dapat diatur. Merk yang terkenal pada jenis kamera ini adalah Linhof  dan Sinar.

2.      View Finder Kamera
            Kamera jenis ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-sehari karena bentuknya ringan dan kecil (compact film), mudah dibawa kemana-mana. Adapun ciri-ciri khas dari jenis kamera ini adalah adanya jendela bidik dan lensanya terpasang mati. Merk-merk jenis ini misalnya Yashica, Canon, Et Olympus, Fujica, Ricoh dan lain-lain.


 


















             Keuntungan dari jenis kamera ini adalah bentuknya praktis, kecil, ringan, mudah dibawa kemana-mana dan harganya pun relatif lebih murah. Tetapi dalam penggunaannya diperlukan kehati-hatian dan hanya terbatas pada pengambilan jarak dekat saja.








3.      Kamera Refleks
              Jenis ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu refleks lensa kembar dan refleks lensa tunggal  :
1.      Refleks lensa kembar, dmana kedua lensanya dapat diganti-ganti;
2.      Refleks lensa tunggal, di mana penggantian lensa lebih mudah, pengukuran cahaya lewat lensa dalam kedudukan akan menghasilkan lebih tepat.



 




















           











              Perbedaan antara kedua jenis kamera reflek kamera tersebut jelas terletak pada sisitem pembidikan. Jenis lensa tunggal terdapat prisma untuk meneruskan gambar yang diamati. Pada jenis lensa tunggal ini dapat dikatakan apa yang terlihat pada pengamatan merupakan apa yang nantinya menjadi gambar.

3.      Kamera Polaroid
Pada prinsipnya kamera plaroid sama dengan jenis kamera lainnya, hanya disini digunakan film khusus Polaroid yang langsung menghasilkan foto tanpa melewati negatif dan positif. Film khusus ini adalah kertas foto lengkap dengan bahan-bahan kimia yang diperlukan. Prosesnya dapat dikatakan cepat sekali tetapi dalam soal ketahanan dikatakan tidak awet dan tidak dapat dicetak ulang karena tanpa klise. Jenis film ini disebtu film instan.

D.    BAGIAN-BAGIAN KAMERA
            Berebarapa bagian kamera yang mudah kita amati, antara lain :
1.      Lensa
           Pengenrtian lensa pada kamera adalah gabungan elemen kaca atau plastik yang berfungsi meneruskan sinar dengan kombinasi warna untuk diteruskan pada permukaan film dengan titik api yang sama di satu tempat.
Lensa merupakan bagian vital dari sebuah kamera, karena lensa sangat menentukan baik buruknya gambar yang dihasilkan


 















            Lensa pada hakikatnya dapat dikatakan menduduki tempat pertama dalam perlengkapan yang menyertai sebuah kamera. Lensa berfungsi sebagai satu-satunya celah masuknya sinar dari luar yang memungkinkan terekamnya gambar pada film. Besarnya fokus biasanya dinyatakan dengan huruf ”F” misalnya f/8 artinya menyatakan kuat lensanya pada angka perbandingan panjang fokus tersebut dengan garis tengah lensanya sendiri.

     

        Ada tiga jenis lensa pada kamera, yaitu lensa standar (normal), lensa jarak, dan lensa sudut lebar.

a.      Lensa Standar (Normal)
             Oleh masyarakat umum yang dinyatakan lensa normal atau standar adalah lensa 50 mm. Pada film yang berukuran 24 x 36 memiliki garis diagonal 43,2. Ukuran tersebut mendekati pada lensa 50 mm atau panjang prosesnya mendekati 50 mm, jadi lensa standar 50 mm ini adalah untuk film 35 mm yang beredar dipasaran umum. Semakin besar ukuran film yang dipakai maka semakin besar pula panjang film lensa standarnya.


Lensa ini mempunyai panjang fokus yang sama dengan panjang garis diagonal dari negatif yang dihasilkan.



 














b.      Lensa Jarak – Titik Bakar Panjang
             Lensa dengan panjang fokus lebihbpanjang dari lensa standar dinamakan lensa tele atau lensa pelihat jauh. Lensa tele, bidang yang dicakup akan lebih sempit daripada lensa normal. Dengan lensa ini benda yang jauh tampak dekat.










c.             Lensa Sudut Lebar
               Lensa sudut lebar mempunyai panjang fokus lebih pendek dari lensa normal. Untuk bidang objek yang terletak pada jarak yang sama, lensa ini dapat mencakup bidang yang lebih lebar dibandingkan dengan kedua jenis lensa tersebut di atas.








             
              Misalnya kita memotret seseorang penuh satu badan dengan lensa normal kita memerlukan jarak pemotretan lebih kurang 3 meter sedangkan dengan lensa sudut lebar cukup dengan jarak 2 meter saja, sedangkan untuk lensa jenis tele kita harus menjauhkan lagi lebih kurang berjarak 7,5 meter. Gambar yang nampak pada film untuk lensa sudut lebar akan lebih kecil dibandingkan dengan lensa normal dan pada lensa tele gambar yang tampak akan lebih besar daripada kedua jenis lensa tersebut.
            Selain ketiga jenis lensa di atas terdapat lagi jenis yang bersifat khusus seperti berikut.

a.       Lensa mata ikan   
            Lensa ini memiliki susdut pandang 180 derajat maka akan tampak apa yang ada di deoan kamera kita. Kelemahan pada lensa jenis ini adalah adanya garis-garis yang menonjol atau melengkung, sedangkan objek yang sebenarnya adalah garis lurus. Maka penggunaan lensa ini hanya khusus untuk menonjolkan objek-objek tertentu.




 













b.      Lensa fokus mati
            Lensa ini mempunyai fokus yang tetap (mati) yang merupakan lensa berkonstruksi sederhana untuk digunakan pada kamera-kamera yang sederhana pula. Titik api fokus lensa tersebut adalah tetap tidak dapat diatur-atur.

c.       Lensa Close
           Dengan memasangkan atau menambahkan sebuah lensa di muka lensa pada kamera, akan memungkinkan kamera untuk mendekatkan obyek yang akan kita kehendaki. Sehingag dalam hal ini akan mendapatkan gambar yang lebih besar. Didalam penggunaannya kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  1. Kita harus dapat mengatur ketepatan jarak karena selang ketajaman yang kita peroleh sangat sempit.Untuk menghindari kesalahpandangan kamera maka kita angkat sedikit di sebelah muka.

1.      Diafragma
              Diafragma adalah celah yang berfungsi sebagai pengatur banyak sedikitnya sinar cahay yang masuk mengenai film. Angka diafragma dnyatakan dengan huruf F=.... . Pada gelang pengatur diafragma kita dapatkan angka : 1,4 – 2,8-4-5,6-8-11-16-22. Antara angka dengan besarnya celah terdapat perbandingan yang terbalik sehingga makin kecil angka tersebut maka akan makin besra celah diafrgama atau makin besar angka makin kecil celahnya. Semakin besar celah berarti semakin banyak cahaya masuk atau semakin besar angka makin sedikit angka cahaya yang masuk.
Memebesar dan mengempitnya bukaan diafrgama diatur dengan gelang pengatur diafragma. Semakin besar bukaan diafragma maka akan semakin dangkal ruang tajamnya, yakni akan menghasilkan foto yang berlatar belakang kabur. Sebaliknya semakin kecil bukaan diafragmanya maka akan semakin dalam ruang tajamnya dan menghasilkan latar belakang yang tajam pula.

2.      Rana (Shutter)
              Rana atau shutter ialah pembuka dan penutup jalam masuknya cahaya dan juga merupakan pengatur banyak sedikitnya cahaya. Pengaturan dilakukan dengan kecepatan rana (shutter speed). Pada gelang pengatur shutter speed terdapat angka-angka 1-2-4-8-15-39-60-125-250-500-1000-2000. Misalnya angka 15 menunjukkan kecepatan rana 1/15 detik dan seterusnya.
Sedangkan cara kerjanya adalah sebelum pengambilan foto atau selama kamera tersebut belum dipakai, rana akan berada pada posisi tertutup untuk mencegah masuknya sinar ke film dalam kamera. Rana ini akan terbuka pada waktu kita melakukan pemrotetan dengan cara menekan tombol pembuka rana maka cahaya akan masuk membuat gambaran pada bidang film, kemudian menutup lagi.

Rana terdiri dari dua jenis , rana pusat dan rana celah.
a.      Rana Pusat
             Rana yang terletak diantara lensa, rana ini hampir di semua jenis kamera dengan lensa yang tetap (mati terpasang), letaknya diantara elemen-elemen lensa yang bersebelahan dengan diafragma .
b.      Rana Celah
             Rana yang terletak dibidang datar fokus. Menggunakan kamera yang berana pusat, serta penggunaan lampu kilat dengan memasang kecepatan berapa saja akan menghasilkan gambar yang sama sempurnanya. Menggunakan kamera berana celah dengan penggunaan lampu kilat biasanya diberi suatu batasan tertentu yang dinyatakan dengan suatu tanda, umumnya pada kecepatan rendah/sedang.
            Hubungan antara kecepatan rana dan pengaturan cahaya yakni bilangan kecepatan yang lebih kecil berarti kecepatan itu sendiri lebih lambat sehingga mengakibatkan cahaya yang masuk lebih sedikit.

3.      Alat Pembidik
            Alat pembidik adalah alat untuk mengetahui sampai mana batas-batas bidangobjek yang dicakup oleh bidang gambar. Jenis alat pembidik ada dua macam, yaitu pembidik setinggi mata dan pembidik setinggi pinggang.

a.      Pembidik Setinggi Mata
            Kebanyakan digunakan pada kamera-kamera dengan ukuran film 35 mm yang pada beberapa diantaranya dapat diubah atau diganti dengan sistem bidikan jenis kedua yaitu pembidik setinggi pinggang.


 

































            Pada jenis refelks lensa tunggal jendela bidik adalah tepat sama dengan apa yang nanti akan direkam di film.

b.      Pembidik setinggi Pinggang
            Pada jenis pembidik ini biasanya digunakan pada kamera-kamera yang menggunakan film-film besar.


 














             Dengan menggunakan sistem ini kamera mempunyai kelebihan yaitu keleluasaanya dalam melakukan variasi sehubungan dengan sudut pengambilan serendah tanah, di atas kepala ataupun pengambilan menyamping.






4.      Alat Pengatur Jarak
           Alat pembantu pengaturan jarak ini banyak kaitannya dengan alat pembidik, umumnya diletakkan ditengah-tengah alat pembidik sehingga sambil membidik sekaligus dapat menggerakkan. Alat pengatur jarak ini untuk menajamkan objek yang kita arah.
Alat pengatur jarak ini dihubungkan dengan gelang pengatur jarak yang ada dan berhubungan dengan lensa. Usaha untuk menepatkan penajaman, yitu dengan memutar-mutar gelang tadi.

5.      Media Penyimpan
           Media penyimpan gambar pada jaman dahulu menggunakan media film. Setalah era digital ini media penyimpan menggunakan Memory Card, Memory Stick dan Compact Flash.

6.      Lampu Kilat
           Lampu kilat (blitz) merupakan sarana pembantu dalam pemberian cahaya dalam pemotretan film berwarna pada khususnya, baik didalam ruang atau diluar ruangan.
Sumber tenaga listriknya didapati dari batery yang jenisnya paling kecil (biasanya), pada lampu kilat yang besar dipakai accu sebagai sumber tenaga listriknya. Kemudian adanya transformator yang berfungsi menaikkan tegangan arus listrk yang diperlukan.



 












Keterangan gambar :
1.      Sumber tenaga listrik (batery);
2.      Transformator;
3.      Kondensator;
4.      Lampu penunjuk;
5.      Tabung lampu kilat;
6.      Penghubung arus (berhubungan dengan kamera).

              Kondensator atau elco adalah tempat arus bertegangan tinggi dimana dikumpulkan menanti saat digunakan.Lampu penunjuk yang berwarna kuning bla menyala berarti menunjukkan bahwa elco telah berisi penuh dan siap digunakan. Tabung lampu kilat mempunyai kutup positip dan negatip yang akan menghasilkan loncatan arus berupa kilatan cahaya yang kita gunakan pada saat kita memotret.
            Penghubung arus yang dihubungkan dengan tombol penggerak rana, cara kerjanya adalah arus listrik yang berasal dari batery dinaikan tegangannya oleh tranformator dikumpulkan dalam elco, bila telah terisi penuh maka lampu penunjuk akan menyala (dengan warna kuning). Dengan cara menekan tombol penggerak rana pada kamera, arus pada lampu kilat terhubungkan maka meloncatlah arus listri yang ada dalam elco dari kutup positif ke kutup negatifnya menghasilkan kilatan yang sedimikian kuat sinarnya.
         Gangguan yang umum dari lampu kilat adalah lampu penunjuk menyala tetapi lampu kilatnya tidak mau menyala sedangkan pengisiannya sempurna maka tabung lampunya yang harus diganti. Bila lampu penunjuk tidak menyala dan terdengar suara dengung yang panjang berarti elco sudah tidak mampu lagi menampung arus atau ada kebocoran dalam elco.

Sifat-sifat cahaya lampu kilat
             Penggunaan lampu kilat secara sembarangan akan menyebabkan rusaknya suasana atau peristiwa yang kita fokus. Bahwa pemotretan dengan lampu kilat hampir selalu memberikan bayangan yang hitam pekat. Sesuatu yang sangat terasa mengganggu adalah adanya garis-garis bayangan pinggir pada objek yang hitam pekat.
Pada lampu kilat terdapat cermin pemantul dibelakang tabung yang gunanya untuk mengumpulkan atau memantulkan sinar maka dengan sendirinya memperkuatnya pula. Kuat cahaya sebuah lampu kilat mengenai objek-objek banyak tergantung pada jarak antara lampu tersebut dengan objek.
Makin dekat suatu objek makin kuat cahaya yang diterima dan makin berkurang cahaya yang mencapai objek tersebut jika jarak yang harus ditempuh cahaya itu makin jauh.

C.          PROSES PENGATURAN ALIRAN CAHAYA
             Setelah anda memahami bagaimana sistem kamera SLR menangkap cahaya, pada bagian ini akan dijelaskan secara detail bagaimana proses aliran pancaran cahaya itu terjadi pada sebuah kamera serta faktor apa yang berpengaruh terhadap hasil akhir dari kerja fotografer. Untuk mengahsilkan sebuah gambar, kamera dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :
·         Berapa banyak cahaya yang melewwati lensa.
·         Berapa lama sensor terkena cahaya.

1.            Aperture
             Untuk menambah atau mengurangi cahaya yang melwati lensa, anda dapat mengatur ukuran bukaan lensa atau aperture. Sistem kerja bukaan lensa tersebut mirip sekali seperti bukaan pada retina mata manusia atau disebut iris. Pada pusat iris terdapat bukaan melingkar yang disebut pupil. Diameter pupil akan berkonstraksi pada lingkungan yang cerah dan akan melebar pada lingkungan yang gelap. Diameter pupil akan mengatur sejumlah cahaya yang masuk mencapai retina mata manusia.
            Bukaan lensa pada sistem kamera terdiri dari beberapa metal tipis yang saling ditumpuk hingga membukaan yang dapat diatur ukurannya. Bukaan lubang cahaya tersebut dapat merapat atau melebar dengan ukuan diameter tertentu. Saat lubang dibuka lebar-lebar cahaya akan lebih banyak masuk ke dalam kamera. Demikian sebaliknya, jika bukaan lensa itu dikecilkan, maka cahaya yang masuk akan semakin sedikit.
           Saat anda melihat objek melalui viewfinder pada kamera SLR, aperture pada lensa akan terbuka secara penuh sehingga image objek akan mudah terlihat dan diatur fokusnya, baik oleh sistem  kamera maupun secara manual oleh penggunanya.
           Saat tombol pelepas rana ditekan, lempengan penyusun aperture tersebut akan menutup sesuai dengan nilai bukaan yang anda atur. Pada saat yang sama, kaca pemantul pada body kamera secara reflek akan melenting ke atas dan membiarkan sinar masuk ke dalam sensor bersamaan dengan terbukanya shutte. Saat shutter tertutup kembali , posisi kaca pemantul akan kembali menjadi seperti semula dan aperture akan kembali pada posisi terbuka.
           Pengaturan bukaan lensa atau aperture stop itu akan dkombinasikan dengan kecepatan rana atau shutter speed agar menghasilkan tingkat penyinaran yang tepat untuk mencapai sensor kamera. Pengaturan bukaan lensa disebut pengaturan bukaan diafrgama.
Pada gambar tersebut terlihat beberapa notasi yang disebut F-Number. Notasi ini merupakan ekspresi sistem dari diameter diafragma dengan focal length dari lensa tersebut.

2.            Focal Length
           Karakteristik lensa yang paling penting adalah jarak titik bakar lensa tersebut. Jarak titik bakar digunakan untuk menentukan kekuatan lensa dalam hal pembukaan objek.
Jarak fokus lensa dalam milimeter sama dengan jarak fokus (f) lensa tersebut. Angka-angka bukaan diafragma sering disebut f-number atau focal ratio. Penotasian angka diafragma sering dituliskan sebagai berikut :



            Penanda f/# sering disimbolkan dalam sebuah notasi. Sebagai contoh, f-numer f/16 memiliki focal length yang dapat dituliskan menjadi N=16. f adalah focal length, sedangkan D adalah  diameter diafragma (pupil). Semakin besar angka diafragma, akan semakin kecil lubang diafragmanya, demikian juga sebaliknya. Diameter diafrgama (pupil) proporsional dengan aperture stop sistem tersebut.

3.            Teknik Modern Fotografi Digital
          Focal length merupakan jarak lensa ke film saat fokus pada objek. Dengan kata lain, focal length juga merupakan arak objek dari kamera. Lensa tersebut dapat digeser-geser untuk mendapatkan tingkat fokus yang paling tajam.
4.      F-Stop
         Istilah f-stop, yang juga disebut f-number yang memang terkadang membingungkan. Beberapa number atau nomor tersebut mengindikasikan bukaan lensa, yang akan mengatur seberapa besar cahaya yang masuk ke dalam kamera. Nomor angka tersebut sepadan dengan focal length yang dibagi dengan ukuran aperture lensa.
          Sebagai contoh, f/16 berarti bahwa diameter diafragma sama dengan focal length yang dibagi dengan angka enam belas. Jika kamera memiliki lensa 80 mm, berarti cahaya dapat masuk mencapai film melalui lingkaran, berdiameter 80 mm/16=5 mm. Secara fisik bukaan diafrgama tersebut adalah sekitar 5 mm. Setelah mengetahui diameter bukaan, anda dapat mengetahui radius dari bukaan lensa tersebut. Radius adalah ½ dari diameter. Dengan demikian, radius bukaan tersebut adalah 2,5 mm. Setelah mengetahui radius, anda pun dapat mengetahui luasan dari bukaan diafrgama tersebut saat mengenai sensor. Rumus luasan lingkaran adalah pi X (radius)2 = 19,63 mm2. Standar skala f-stop yang ada adalah f/1, f/1.4, f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22, f/23, f/45, f/64, f/90, dan seterusnya.

           Sebagai contoh, berikut tabel area aperture pada lensa 50 mm dengan skala f/stop standar.

f/stop
Diameter
Radius
Area (mm2)
f/1.0
f/1.4
f/2.0
f/2.8
f/4
f/5.6
f/8
f/11
f/16
f/22
50.0
17.9
12.5
8.9
6.3
4.5
3.1
2.3
1.6
1.1
25.0
17.9
12.5
8.9
6.3
4.5
3.1
2.3
1.6
1.1
1.963
1.002
491
250
123
63
31
16
8
4



5. Brightness
               Setiap lensa memiliki spesifikasi bukaan dari range aperture terkecil hingga aperture terbesar Secara umum range tersebut berada antara  f/2 (bukaan besar) hingga f/16 (bukaan kecil). Walaupun sangat bervariasi, range tersebut tergantung pada lensanya. Lensa-lensa kamera 35 mm professional memiliki f-number di bawah f/1,0 bahkan lensa professional untuk kamera movie memiliki f-number dibawah f/0,75 (aperture yang sangat lebar ).
              Lensa-lensa dengan aperture sangat lebar itu dikenal sebagai lensa super cepat karena membutuhkan kecepatan rana ang tinggi untuk mengurangi waktu pencahayaan. Mengapa bukan rana yang lebar itu dibutuhkan ? Hal tersebut disebabkan bukaan yang lebar tidak membutuhkan cahaya yang banyak agar dapat menangkap gambar objek secara sempurna. Dari sifatnya tersebut, lensa dengan bukaan yang lebar tersebut sangat dibutuhkan oleh para wartawan, yang terkadang berada dalam kondisi yang minim cahaya saat berusaha mendapatkan momen tertentu.
              Ukuran bukaan rana juga berpengaruh terhadap kecerahan objek yang di-capture serta depth of field objek latar. Pengaturan bukaan lensa cukup mudah karena setiap angka ‘stop’ akan tertera pada lensa. Bagian yang cukup sulit adalah menetukan seberapa banyak sinar diperlukan agar dapat memberi nilai kecerahan yang baik pada suatu objek.

6. Depth Of Field (DOF)
             DOF atau Depth of Field ( ruang tajam dalam Bahasa Indonesia) sangat popular di kalangan fotografer. Apakah yang sesungguhnya yang dimaksud dengan DOF? DOF merupakan area yang sangat tajam di sekililing objek utama daripada area lain. DOF berurusan dengan ruang tajam objek yang terekam oleh sensor kamera.
          DOF dapat diatur dengan cukup mudah menggunakan kamera SLR anda. Pengaturan cahay yang masuk ke kamera melaluli lensa hingga mencapai sensor dipengaruhi oleh berbagai perlakuan, antara lain lensa, aperture, shutter, hingga kepekaan dan kecepaqtan ISO. Saat anda membuka lensa selebar-lebanya, anda harus  mengatur shutter speed agar menghasilkan gambar yang baik. Demikian juga sebaliknya jika bukaan lensa diatur sekecil-kecilnya. Nilai shutter speed harus diatur lebih lambat agar menghasilkan objek yang baik. Demikian juga sebaliknya jika bukaan lensa diatur sekecil-kecilnya. Nilai shutter speed harus diatur lebih lambat agar menghasilkan objek yang kecerahannya optimal.
           Pada kamera di SLR modern terdapat pengaturan mode apture prionty. Mode tersebut akan mempermudah fotografer untuk lebih mengatur DOF secara langsung, tentunya sesuai dengan bukaan lensa yang tersedia. Bukaan lensa besar seperti f2.8 memiliki ruang tajam yang sempit, sedangkan apture f/16 tentunya memilki ruang tajam yang lebih luas.
          Dapat disimpulkan bahwa Depth of Field akan bertambah seiring dengan f-number. F-number denga angka rtendah akan mendapatkan sebuah objek pada focus sedangkan sekelilng objek akan berada diluar focus, sedangkan sekeliling objek akan berada diluar focus karena ruang tajam objeknya sangat sempit. Beberapa lensa dengan f-number sangat rendah terkadang menghasilkan fignett, dimana keempat sudut objeknya menjadi gelap.
            Blur yang terjadi secara umum berbanding proporsional dengan diameter (D) dari apeture, dan berbanding terbalik dengan f-number (f). Blur juga proporsional dengan focal length (f). Depth Of Field berubah sesuai dengan apeture, focal length lensa, dan jarak pengambilan gambar.

           Berikut table untuk memudahkan pengaturan Depth of filed :

DOF
Focal Length
Apeture
Jarak
Pengambilan
Luas
Pendek (lensa Wideangle )
Kecil ( nilai apeture besar )
Jauh
Sempit
Panjang (lensa tele foto )
Besar ( nilai apeture
Dekat


7. Shutter
            Shutter atau shutter speed digunakan untuk mengatur durasi sinar yang mengenai sensor setelah melalui lensa yang intensitas sinarnya telah diatur menggunakan bukaan diafragma. Bukaan diafragma atau aperture akan menghasilkan depth of field objek, sedangkan shutter akan menghasilkan efek gerak atau menangkap pergerakan objek yang terekam di sensor. Tidak seperti pada aperture yang selalu ada dalam keadaan terbuka, shutter selalu ada dalam keadaan tertutup.
           Jika melihat kembali perkembangan sejak awal-awal ditemukannya kamera, systemshutter speed seperti pada kamera modern saat ini belum ada. Kamera tradisional hanya menggunakan penutup lensa manual. Untuk mengambil gambar penutup lensa itu dibuka dalam beberapa satuan waktu tertentu. Oleh karena film pada saat itu memiliki sensitifitas cahaya yang snagat rendah, waktu buka penutup lensa itupun relative lama.
           Kamera-kamera digital saat ini memilki teknologi pengatur bukaan shutter yang lebih akurat hingga seper-ribuan per detik. Secara umum, terdapat shuter denga dua jenis utama pada kamera-kamera modern, yakni lensa shutter atau central shutter dan focal plan shutter.

8. Lensa Shutter dan Central Shuter
          Pada lensa shutter , mekanisme shutter tersebut sangat dekat dengan lensa seperti pada bukaan aperture. Tipe shutter digunakan pada kamera format besar dan format medium serta pada kamera compact. Selain itu, tipe shutter juga menggunakan lempengan penutup yang dapat digunakan untuk membuka dan menutup shutter dengan satuan tertentu. Sistem shutter tersebut menyati dengan lensanya sehingga kamera dengan sistem SLR yang konfigurasi lensanya dapat diubah tidak dapat digunakan tipe bukan seperti itu karena tipe tersebut tidak Compatible.
           Keuntungan lensa shutter terletak pada mekanisme buka tutup yang relatif sederhana dan murah dibandingkan dengan shutter focal plan. Sinkronisasi lampu flash dapat dilakukan pada berbagai tingkat kecepatan . Pada model leaf shutter tidak ada variasi kecepatan dan hanya terbatas pada satu 1/250 atau 1/500 per detik.

9. Focal Plane Shutter
            Model kedua adalah model focal plane yang diletakkan di dekat sensor atau film pada kamera flm base. Pada model konvensional, shutter tersebut memiliki dua lempengan penutup untuk menutup cahaya. Pengaturan waktu exposure dilkukan dari lempeng penutup tersebut. Bila lempengan pertama disebut tirai depan sedangkan bila lempengan kedua tersebut tirai belakang.
            Tipe tradisional focal-plane shutter itu diperuntukkan bagi kamera 35 mm. Tipe tersebut dibuat pertama kali oleh Leica menggunakan dua tirai shutter. Shutter tirai tersebut akan bergerak secara horizontal sehingga tirai tersebut menutup horizontal travel focal plane yang bergerak secara menyamping. Tipe-tipe konvensional itu disebut juga drum tipe shutter yang dibuat berbahankan kain sutra atau bahan metal, seperti besi, baja, titanium dan lain-lain. Urutan shutter kamera analog dari mulai close-open-close dapat anda perhatikan pada gambar berikut.
            Shutter speed yang sangat cepat akan membentuk celah sempit yang melintas secara horizontal. Tirai pertama yang belum sepenuhnya terbuka telah disusul oleh tirai kedua. Penggunaan teknik tersebut memungkinkan shutter speed pada kamera SLR modern mampu mencapai kecepatan 1/400 hingga 1/800 per detik. Untuk mempermudah gambaran speed yang snagat cepat pada kamera, berikut urutan proses peembentukannya celah sempit pada tirai shutter.                    
            Kotak garis-garisdi sisi tengah merupaka frame yang terbentuk oleh bukaan aperture saat terjadinya exposure.Pada gambar A di atas,shutter muka dan belakang masih tertutup.Saat and mengatur toambol kecepatan shutter, posisi tirai pertama akan di tentukan sesuai dengan tingkat kecepatan tersebut.Gambar B menunjukan bahwa tirai shutter belakang dengan jarak yang telah anda tentukan saat mengantur tombol kecepatan shutter.Gambar C menunjukan celah yang terbentuk untuk menghasilkan tingkat exposed yang sangat kecil.Akhirnya, pada Gamar D,shutter telah selesai bergerak dan dan tirai kedua penutup proses tersebut.
           Kelemahan dari focal-plend shutter terletak pada kecepatan sinkronisasi dengan flash (lampu kilat) yang cenderung  lambat.Namun dengan teknologi kamera digita SLR saat ini, keceptaan sinkronisasi telah mencapai 1/250 hingga 1/500. Angka Shutster speeddituliskan  1/_yang berarti shutter memiliki kecepataan seper-detik saat penyinaran atau exposed ke sensor. Secara umum,kecepatan shutter berkesar pada angka berikut :
.....4 – 2 -1 -1/2 – 1/4 – 1/8 – 1/15 – 1/13 – 1/60 – 1/125 – 1/250 – 1/500 – 1/1000 – 1/2000 -1/4000 – 1/8000 ( detik )...........

           Setiap tingkatan kecepataan shutter tersebut step. Sebagai contoh, jika shutter speed di posisikan pada angka 2, atau ½ berarti ada 2 step. Sebagai tambahan, terdapat shutter indikator yang berupa huruf,biasanya T, B, atau X.
           Tirai depan akan tebuka saat tombol shutter ditekan dan akan tentap terbuka meskipun tombol shutter dibiarkan lepas. Saat anda menekan kembali tombol shutter. Teknik tersebut digunakan dalam pencahayaan yang membutuhkan waktu hingga beberapa menit.

10. B ( Bulb )
            Shutter akan tebuka saat tombol shutter ditekan.Saat tombol shutter di lepaskan, shutter akan tertutup kembali.Fitur tersebut juga digunakan dalam teknik pencahayaan yang lama meskipun hanya beberapa detik saja.

11. X ( Sinkronisasasi lampu kilat )
          X merupakan kecepatan shutter optimal shutter optimal saat menggunakan lampu kilat (flash). Sinkronisasi maksimal shutter speed itu bervariasi tergantung pada mekanisme shutter dari setiap kamera.

11. Shutter dan kecerahan
         Kecepataan shutter yang rendah memunkinka sensor kamera digital disinari dengan waktu yang lama. Jika sensor terkena sinar dengan jumlah yang banyak, maka kecerahan gambar akan semakin bertambah pula. Sifat seperti itu memungkinkan pengambilan gambar dengan dengan kedaan lingkungan yang gelap seperti malam dapat di lakukan kedaan lingkungan yang minim cahaya, atau dengan terpaksa menggunakan lampu kilat. Tentu saja lampu kilat tidak akan dapat menangkap warna-warna lampu alami pada malam hari.
          Ada beberapa kondisi yang menjadi syarat untuk melakukan pengambilan gambar di malam hari,yaitu objek yang tentunya dalam keadan diam, tidak bergerak. Kamera harus dalam keadaan yang stabil dan diam sehingga penggunaan penopang atau monopod/tripod memang disarankan. Terakhir, anda dapat menggunakan funsi self-timer atau romet untuk menekan tombol shutter.

12.  Shutter dan kesan gerak
          Jika anda mengambil gambar dengan hutter lambat serta objek yang bergerak akan di hasilkan kesan kabur atau blur. Kamera dengan lensa panjang ( teleppoto) sangat rawan sekali terhadap blur objek itu. Untuk menghindari kekaburan gambar terebu, alangkah
Baiknyah jika anda menggunakan tripoad atau monopod.Jika anggaran anda lebih, anda dapat memilih lensa-lensa yang dapat meminimalisir gerakan , seperti fituer image stabilizer, vibration Reduction, atau memilih kamera berteknologi anti shake.
           Ada rumus sederhana untuk menghindari blur sebagai akibat dari gerakan penopang kamera yang kurang stabil dan diam. Blur itu dapat diminimalisir dengan melakukan  pengambilan gambar ada posisi 1/focal length pada lensa yang anda gunakan. Sebagai contoh, jika anda menggunakan lensa telephoto 200 mm, makashutter speed yang anda gunakan minimal 1/200 detik. Akan lebih baik lagi jika anda mengatur shutter speed melebihi kecepatan shutter minimal pada persamaan tersebut.
            Beberapa teknik pengambilan gambar blur itu justru sangat artistik untuk menggambarkan kesan gerak objek. Sebagai contoh, anda dapat menggambil gambar air terjun yang berkecapatn rendah sehingga menghasilkan efek lembut yang sangat terkenal. Semkin cepat anda memilih shutter speed, kesan blur akan semakin hilang. Butir-butir air yang terekam saat ini terjatuh dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah akan terlihat lebih detail.
        
            Demikian sekilas pemahan untuk mengenal kamera fotografi moderen dan cara kerjanya.
           
Semoga bermanfaat!





___________
*) Disampaikan pada Workshop Teknik Fotografi Guru Produktif TIK melalui fasilitas MGMP TIK   Kota  Tegal tahun 2011.


**) Disarikan dari buku :
-          Teknik Modern Fotografi Digital, Edi S. Mulyanto, Andi Yogyakarta, 2006
-          Teknik Fotografi, Daryanto, B.Sc., Aneka Ilmu Semarang, 2006.
-          101 Tips dan Trik Kamera Digital, Asdani Kindarto, PT Elex Media Komputindo Semarang, 2008.
-          Super Photographer, Atok Sugiarto, Creative Media Jakarta, 2008.
-          Panduan Praktis Teknik Studio, Griand Giwanda, Puspa Swara, 2004.
-          Fotografi Hitam Putih, Thomas McGovern, Andi Jakarta, 2003.
-          Buku Saku Panduan Memotret, DAFF Photography, 2008.

0 Comments

Bagaimana Pendapat Anda ?